Ziarah Kubur dan Jumat, Kenapa?
Ziarah kubur merupakan salah satu hal yang tidak asing di telinga
kita. Salah satu kegiatan yang paling tidak dilakukan dalam setahun sekali,
menjelang atau ketika hari raya idul fitri. Bagi yang belum tau, ziarah kubur
adalah mengunjungi makam orang yang sudah meninggal baik pribadi maupun umum dengan
tujuan mendoakan mereka agar mendapat tempat yang baik di sisi Allah. . Pada permulaan
Islam, Nabi SAW melarang keras umatnya untuk ziarah kubur dikarenakan masih
lemahnya iman. Beliau takut jika umatnya menjadikan kuburan sebagai suatu benda
keramat, seperti meminta sesuatu kepada kuburan, sehingga akan menjatuhkan diri
kepada perbuatan syirik, atau hal lain yang ditakutkan beliau seperti berziarah
ke makam sambil meratap di atasnya. Namun seiring semakin mantapnya akidah
Islam, akhirnya ziarah ke makam diperbolehkan oleh Nabi SAW., yaitu dengan
tujuan semata-mata mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita di makam
yang ada di lokasi tersebut. Walaupun
mendoakan darimana saja bisa, namun menjadi istimewa ketika datang langsung ke
makamnya atau kuburannya. Di hari biasa dalam satu minggu, hari Jumat menjadi
hari pilihan untuk ziarah kubur.
Kenapa ada ziarah kubur dan kenapa di hari Jumat?
Orang yang sudah meninggal melihat siapa yang datang mengunjunginya di pemakaman. Orang yang telah mati berkumpul di malam Jumat dan hari Jumat di taman surga, hidup kembali. Meski jasadnya sudah rusak namun ruhnya abadi di taman surga. Mereka melihat siapapun yang berziarah di pagi dan hari Jumat serta hari Sabtu sampai matahari terbenam. Mereka dapat melihat meski jasad mereka menyatu dengan tanah, namun mereka melihat seumpama melihat sesuatu dari sebuah kaca. Hal tersebut tidak terjadi di lain hari karena kemuliaan dan keagungan hari Jumat.
Jika berziarah dan mendoakan ahli kubur, memintakan
ampunan di hari Jumat akan membuat bahagia ahli kubur yang diziarahi beserta
tetangga kuburnya. Jika setiap Jumat diziarahi, sang ahli kubur dibuatkan
tempat tidur dari tumbuhan yang wangi serta dibuatkan bantal dari sutra yang
tipis juga tebal. Ketika menghadap ke kuburan, sang ahli kubur juga sedang
menghadap yang berziarah tersebut. Dari hal itu, ahli kubur tidak ingin jika
saudara atau siapapun yang berziarah padanya berhenti ziarah padanya.
Mereka sangat senang dan tidak ingin mereka ditinggalkan dari
kebiasaan kerabat, saudara atau siapapun itu yang mengunjungi mereka. Mereka akan
kehilangan jika sudah biasa dikunjungi dan didoakan tidak ada lagi yang
mengunjungi, karena harapan mereka yang masih dapat berubah hanya dari doa yang
dialirkan oleh mereka.
Wallahu A’lam Bish Shawab
~كشف الستور~
Post a Comment for "Ziarah Kubur dan Jumat, Kenapa?"
Post a Comment