ffffff
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
banner here

Mencari Berkah, Cara Jitu Santri Mendapat Kebermanfaatan Ilmu

Gus Nafi Kaliyan Putri Pertamanipun


Santri, hidup di pesantren 24 jam dengan pembagian waktu yang masing-masing tidak sama. Mengaji, istirahat dan lainnya memiliki porsi yang berbeda antar santri. Mengaji menjadi kegiatan yang wajib bagi para santri. Sebab, tujuan nyantri seperti itu, belajar berbagai bidang keilmuan, terutama agama. Mereka mengharap, apa yang disampaikan oleh Yai, ustadz, maupun ustadzah dengan mudahnya masuk dalam roh mereka. Santri, menyirami rohnya dengan cipratan ilmu yang disuguhkan dari pesantren.

Hampir semua santri menginginkan masuknya ilmu untuk menyirami rohnya. Tak lupa keberkahan ilmu senantiasa mereka harapkan. Dengan alasan keberkahan ilmu bisa melebihi kemahiran. Maksudnya, ketika mendapat ilmu yang berkah, akan tampak ketika santri tidak lagi bermalam di pesantren. Maka, di sana akan terlihat tingkat keberkahan ilmu yang didapat.

Dari situlah, santri bermalam di pondok puluhan purnama bahkan lebih lama dari itu, tidak hanya mengejar kepandaian belaka, namun berkah dari Yai. Dengan alasan ini, sering bahkan pasti ada di setiap pesantren, santri yang mengabdi pada Yai. Di bidang apapun. Entah memasak, membersihkan ndalem Yai, mengantar Yai tindakan, mencuci dan merapikan pakaian Yai, dan masih banyak bentuk pengabdian lain yang menjadi pemandangan yang tak terlewat di dunia pesantren. Mereka yang memilih mengabdi, merelakan waktu mereka untuk membantu Yai tidak lain mencari berkah Yai. Lelah fisik maupun pikiran setelah mengaji, tak mereka hiraukan demi mendapat berkah tersebut.

Bentuk pengabdian santri tidak hanya dengan fisik saja, namun ada pula yang berupa pikiran. Seperti menjadi pengurus pondok. Itu pun juga bentuk pengabdian, mengabdikan dirinya melayani dan menampung aspirasi santri yang lain.

Tak hanya pengurus, pada beberapa pesantren yang mulai mengikuti perkembangan teknologi, penggelola atau yang menghidupkan pesantren di ranah teknologi pun terkadang menyeret santri untuk menyumbangkan ide dan pikiran agar pesantren makin dikenal dan menjadi salah satu ajang dakwah di era yang modern ini. Dibalik tayangan yang mengudara, posting-an dan feed media social, serta barisan tulisan yang terpampang di media sosial pesantren tak lepas ide dan pemikiran santri yang tidak sebentar.

Itulah beberapa bentuk contoh pengabdian santri pada Yai ataupun pesantren.

Teruntuk siapapun di luar sana yang mengabdi pada Yai maupun pesantren, jangan berkecil hati. Lelahmu yang terkadang melebihi santri yang lain, perkataan yang kurang pas didengar di telinga, dan hal-hal lain yang cukup mengganggu kalian, itu adalah suplemen dari keberkahan yang akan kalian kantongi ketika tidak lagi bermalam di pesantren. Sekarang mungkin belum terlihat, namun jangan menyerah, suatu saat kalian akan merasakan betapa nikmatnya keberkahan dari Yai dan pesantren.

Satu lagi, tuntasan masa pengabdianmu. Jangan berhenti di tengah jalan.

Salam hangat dari kami, seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Iman, Pasir Wetan, Karanglewas, Banyumas.

Kangge Kakang-Kakang lan Mbak-mbak sing ngabdi, kalian luar biasa. Kangge sedoyo santri, kalian pemuda hebat.

Wejangan saking Gus Nafi, ingkang sampun dipunsampeaken wekdal ngaos al-Miftah, malem Selasa, 15 Juni 2021

Dipta_edu
Dipta_edu Hanya seorang pembelajar

3 comments for "Mencari Berkah, Cara Jitu Santri Mendapat Kebermanfaatan Ilmu"

Post a Comment

Youtube