ffffff
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
banner here

Sudahkah Anda Memberikan Kasih Sayang Pada Diri Sendiri?

source : detak-unsyiah.com

Banyak dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan. Bukan tanpa alasan ungkapan tersebut. Salah satunya yaitu Tuhan membekali manusia dengan hati dan akal dan dengan bekal tersebut sifat-sifat Tuhan akan terpercik. Percikan itu hanyalah dapat diperoleh oleh manusia.

Salah satu dari sifat tersebut adalah sifat kasih dan sayang yang biasa disebut ar-Rahman dan ar-Rahim. Tuhan dengan sifat ar-Rahman-nya memberikan kasih sayang kepada seluruh umat-Nya baik yang taat pada-Nya ataupun tidak ketika di dunia. Sedangkan dengan sifat ar-Rahim-Nya, Tuhan memberikan kasih sayang kepada umat-Nya yang taat saja dan diberikan di akhirat kelak.

Jika dikatakan di atas bahwa manusia memiliki percikan sifat Tuhan, bagaimana dengan sifat kasih dan sayang manusia?

Manusia mengekspresikan rasa tersebut dengan berbagai cara yang tidak terbatas baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Pengekspresian diberikan dengan berbagai alasan dan tujuan yang terselubung. Ungkapan kasih sayang kepada orang lain sudah menjamur di masyarakat, bagaimana dengan kasih sayang kepada diri sendiri?

Kasih sayang kepada diri sendiri menjadi hal yang cukup penting. Mengingat tidak sedikit bertebaran di media ataupun real life yang menggambarkan bahwa terkadang tidak memahami apa yang sedang dibutuhkan oleh diri sendiri. Malah, akhirnya melemparkannya kepada orang di sekitarnya.

Lalu bagaimana cara memberikan kasih sayang pada diri sendiri?

Mengatakan hal baik kepada diri sendiri. Tanpa disadari, kita butuh komunikasi dengan diri sendiri, apapun bentuknya. Dengan perkataan yang ditujukan pada diri sendiri menjadi salah satu sumber yang dapat meyakinkan diri. Bagaimana tidak, diri sendiri sudah meyakinkan dan mengamini apa yang sedang atau hendak dilakukan. Maka, katakanlah apa yang hendak dicapai pada diri sendiri sebagai suplemen terbesar yang tidak didapatkan dari toko terbaik sekalipun. Bukan malah mengutuki diri. Karena ucapan yang sering dikeluarkan sedikit banyak mempengaruhi alam bawah sadar dalam diri. Maka, alangkah baiknya katakan yang baik.

Berdiskusi dengan diri sendiri. Bagaimana bisa? Seperti sebelumnya, diri perlu diajak ngobrol. Ketika ada masalah, alangkah baiknya diskusi dengan apa yang ada di dalam diri. Terlepas dari masukkan orang lain, keputusan final diskusikanlah dengan diri sendiri. Karena apa yang ada di dalam diri akan keluar ketika diikutsertakan, dari sanalah muncul pertimbangan dari berbagai solusi sehingga muncul kemungkinan yang paling baik dan tidak menyakiti diri hanya karena mengikuti saran orang lain. Padahal belum tentu yang ada di dalam diri bisa menerima.

Tidak memaksakan diri. Terkadang kita mendambakan sesuatu, namun hal tersebut masuk kategori sulit untuk diri. Maka, jangan memaksakan untuk mendapatkan dambaan itu, kejar sewajarnya saja sekiranya tidak membuat apa yang ada di dalam diri merintih kesakitan. Jangan karena suatu keindahan di luar membuat diri menangis di tengah ruang gelap dalam diri.

Terima penolakan. Penolakan bukan merupakan aib. Kita berhak menolak apa yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam diri. Penolakan juga menjadi salah satu sikap yang dewasa. Di mana diri tidak terus menerus menuruti apa yang ada di luar, tetapi mendengarkan pula yang ada di dalam. Penolakan terkadang menjadi pilihan yang sulit, namun apa iya harus menerima seterusnya? Jika dalam diri lelah, boleh deh sekali-kali menolak.

Mengapresiasi pencapaian diri. Sekecil apapun, akui jika diri sudah hebat melalui proses itu. Ini bukan untuk sombong atau semacamnya, namun lebih ke memberikan ruang kepuasan pada diri sendiri. Karena realita yang ada, kadang terlalu mengharapkan pengakuan orang lain yang akhirnya mengecewakan diri. Tapi, kembali lagi, apakah diri sudah mengakui diri sendiri? Hal ini perlu diberikan kepada diri, melalui hal apapun. Hang out, makan, jalan-jalan, nonton, belanja, dan lainnya atau bahkan tidur seharian.

Beberapa di atas tentunya harus disesuaikan dengan kondisi sekitar. Perlu direnungi, apakah langkah yang akan diambil sudah tepat atau malah merugikan sekitar yang menimbulkan kerugian pula untuk diri. Jadi tidak sekadar menyenangkan diri sendiri dan hal ini pun dengan porsi yang secukupnya, tidak berlebihan.

Dipta_edu
Dipta_edu Hanya seorang pembelajar

Post a Comment for "Sudahkah Anda Memberikan Kasih Sayang Pada Diri Sendiri?"

Youtube