ffffff
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
banner here

Hijrah Cinta, Gus Luqman: Mahabbah Tidak Bisa diukur dengan Kacamata Syari’at!

Mahabbah atau cinta, sekata yang sering didengar, namun dalam mendefinisikannya tiap orang memiliki cara pengartian yang berbeda-beda. Tidak ada satu artian pasti yang dapat menjadi simpul untuk menjelaskannya. Dan perbedaaan rasa dalam sekata itu merupakan hal sah bagi setiap orang yang mendapatkannya.

Laila-Majnun, sebuah kisah melegenda di mana kisah cinta keduanya terhalang oleh restu orangtua Laila. Dikutip dari kitab ‘Uqala al-Majanin (Kitab Kebijaksanaan Orang-orang Gila). Qais ibn Mu’adz yang karena kecintaanya pada Laila, membuat ia mendapat julukan Majnun atau gila. Dikisahkan bahwa, “Qais pernah berpapasan dengan dua orang pemburu yang telah mendapatkan rusa dan mengikat empat kakinya. Ketika Qais melihat rusa tersebut memberontak dalam ikatan, Qais menangis dan berkata, ‘Lepaskan rusa itu.’ Para pemburu menolak. Qais kembali berkata, ‘Sebagai penggantinya, untuk kalian ambilah dombaku.’ Dua pemburu itu menyerahkan rusa itu kepada Qais dan Qais menerimanya, lantas melepaskannya, seraya bersyair,

Wahai yang senasib sama dengan Laila! Jangan kau pandangi aku!

Bunga air terjun tidak akan memujimu

Engkau serupa dengan Laila kecuali satu hal kecil,

Engkau punya tanduk atau berkaki kecil” (An-Naisaburi, 2017)

Dalam kisah lainnya disampaikan oleh Gus Luqman, bahwa Qais berlari melewati depan jamaah yang sedang melaksanakan sholat isya’ saat mengejar anjing Laila. Dan pada saat selesai sholat, sang imam menegur Qais dan Qais pun menjawab, “Demi Allah, aku tidak melihat kalian sedang sholat. Seandainya, kalian sholat atas cinta kalian kepada Allah, sebagaimana cintaku kepada Laila, maka kalian tidak mungkin akan melihatku lari di depan kalian.”

Bentuk lain dari mahabbah, salah satunya yaitu dengan bersholawat. Sholawat merupakan contoh perwujudan mahabbah kita kepada baginda Rasulullah saw. Dalam sebuah senandung syair sholawat,

Anta Syamsun Anta Badrun, Anta Nurun Fauqo Nurin

(Engkau bagai matahari, engkau bagai purnama, engkau cahaya diatas Cahaya)

Sebuah perumpamaan dalam ungkapan mahabbah, seperti Majnun yang mengumpamakan rusa seperti Laila dan syair sholawat diatas yang mengumpamakan Rasulullah bagai matahari, bulan, serta cahaya diatas cahaya. Sehingga menurut beliau Gus Luqman, Mahabbah itu sudah tidak dapat dicerna dengan akal sehat dan mahabbah tidak bisa diukur dengan kacamata syari’at.

-Inggit Ariska-

Dipta_edu
Dipta_edu Hanya seorang pembelajar

Post a Comment for "Hijrah Cinta, Gus Luqman: Mahabbah Tidak Bisa diukur dengan Kacamata Syari’at!"

Youtube