ffffff
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
banner here

Happy December Nurul Iman

Tahun 1992 masehi silam, tidak diketahui secara pasti namun secara resmi diakui pada tanggal 15 Desember 1992 Pondok Pesantren Nurul Iman di bawah asuhan Abah KH Tohirin AZM dengan berani melebarkan kiprahnya di dunia pendidikan Islam tradisional, salaf. Tindakan yang cukup berani di kala itu mengingat masyarakat belum se-open ended sekarang sehingga bentrok antar pandangan tidak bisa dihindari. Namun dihadapi dengan kesabaran dan kegigihan beliau.

Waktu bergulir hingga kini kita semua masih bisa merasakan atmosfer Nurul Iman. Sebuah pondok pesantren di pinggiran Purwokerto ini masih berdiri dan berhasil mempertahankan eksistensinya di tengah perubahan sistem pendidikan secara umum. Pasang surut, semua sudah berhasil dilalui sampai hari ini. Nurul Iman berhasil paling tidak masih bisa kita nikmati dan mengisi jiwa kita dengan keilmuan yang bisa didapatkan di sana.

Hingga tahun ini, 2023, Nurul Iman sudah mencapai usai yang matang, 31 tahun. Bagi manusia usianya kini sedang menikmati adrenalin yang cukup kuat. Nurul Iman masih bisa memberi manfaat bagi kita secara umum baik dari kalangan santri maupun lingkungan masyarakat.

Eksistensinya kini tidaklah sebab suatu hal saja namun kompleks mulai dari pengasuh, santri, dan masyarakat. Tanpa adanya mereka, kita mungkin tidak mengenal Nurul Iman. Ketiga unsur tersebut bahu membahu menghidupkan atmosfer keilmuan islam baik konten maupun konteksnya.

Pengasuh beserta keluarganya bersedia dan memberikan ruang kepada seluruh elemen masyarakat untuk menghidu apa yang ada di Nurul Iman. Kepercayaan pada Nurul Iman menjatuhkan pilihan mereka untuk menyerahkan putra putrinya bermalam dan menimba ilmu di sana. Tanpa diliputi keraguan. Santri pun dengan berbagai latar belakang merasakan khasanah keilmuan yang diberikan oleh pengasuh baik keilmuan agama atau bermasyarakat. Sebab Nurul Iman menyatu dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. Santri mau tidak mau harus memasyarakat sepaya nama baik pondok terjaga. Norma-norma masyarakat diikuti dengan sepenuhnya.

Pesantren tidak akan bertahan lama tanpa adanya individu-individu yang menurunkan egonya. Mengesampingkan diri untuk mementingkan kepentingan pesantren menjadi prioritas. Selama 31 tahun pula, antar elemen dan atau individu dalam pesantren telah menurunkan egonya. Ke depannya, apakah Nurul Iman masih isi oleh elemen dana tau individu yang mau menurunkan egonya?

Tanyakan pada diri kita masing-masing. Kita yang sudah harus meneruskan Nurul Iman, meneruskan keilmuan, meneruskan eksistensi, menjaga perjuangan, dan menjadikan Nurul Iman tidak lekang oleh masa.

Sepantasnya sebagai rasa syukur kita sudah bisa mencicipi atmosfer Nurul Iman, secara sadar harus menyatu dan menurunkan ego pribadi untuk bersama menjaga nama baik Nurul Iman. Baik di internal maupun eksternal.

Nurul Iman bukan sekadar tempat singgah dan beristirahat, namun tempat untuk setiap individu berproses dan ditempa untuk bisa memasyarakat nantinya ketika kembali ke rumah masing-masing. Mengaji adalah hal utama yang wajib diikuti oleh seluruh santri. Mengaji dalam bentuk yang diejawantahkan dalam berbagai deskripsi. Baik secara turats maupun konteks langsung. Mengikuti aturan yang ada, meyakini bahwa yang harus dilakukan saat ini akan dipetik kelak. Percaya bahwa tidak ada orang tua, dalam hal ini pengasuh, yang menjerumuskan pada hal yang buruk sehingga santri sudah sepantasnya mengikuti arahan beliau.

Tanyakan pada diri sendiri. Sudahkah meyakini itu? Kembalilah ke hal seharusnya dilakukan. Di dunia ini tidak ada yang tidak merasakan tidak nyaman. Hanya saja tidak semua individu mengeluhkan kepada kita. Maka, jika saat ini kamu merasa tidak nyaman berada di pesantren, kamu bukan satu-satunya orang yang sedang tersiksa. Biasa saja. Jalani, nikmati, lupakan. Jalani kondisi yang sedang kita lalui. Nikmati apapun yang sedang menempa. Dan lupakan apa yang sekiranya membuat tidak nyaman.

Maukah kita menjaga Nurul Iman? Versi masing-masing yang bermuara pada kebaikan dan kebenaran?

Happy December Nurul Iman. Kita tidak bisa mengharapkan pada Nurul Iman, karena Nurul Iman adalah kita semua. Mari kita bersama merenungkan sejenak kontribusi apa yang sudah diberika. Atau paling tidak, tidak membawa nama buruk Nurul Iman. Turunkan ego kita, agar bisa senada seirama berjalan mengikuti perkembangan zaman, dalam wadah Nurul Iman.

Happy December Nurul Iman 


Dipta_edu
Dipta_edu Hanya seorang pembelajar

Post a Comment for "Happy December Nurul Iman "

Youtube