ffffff
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
banner here

Jalan-Jalan Gratis: Menjadi Delegasi UIN Saizu dalam Agenda Tahunan PTKIN

doc.pribadi

Menjadi mahasiswa memang memiliki previlage tersendiri. Meskipun sering dikatakan sebagai beban orang tua, namun tidak sepenuhnya seperti itu. Adakalanya menjadi mahasiswa merupakan salah satu cara untuk membahagiakan orang tua. Yang mana tidak semua orang tua mahasiswa merasakan di fase mahasiswa. Sehingga seberat apapun membiayai kuliah anak, akan dilakukan dengan penuh semangat, apalagi jika anaknya semangat dan bisa berprestasi.

Hal inilah yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa dan santri dari pondok pesantren Nurul Iman, Asnah Mahsunah. Menjadi anak yang berprestasi dan bisa menjadi delegasi universitas di ajang nasional menjadi kebahagiaan tersendiri yang dipersembahkan untuk kedua orang tuanya.

Medium bulan juli, ma’had jamiah UIN Saizu membuka kesempatan bagi seluruh santri dari pondok mitra untuk mengikuti seleksi delegasi dari UIN Saizu. Tak dinyana, ia menjadi salah satu dari 5 peserta Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ) bersanding dengan pondok yang memiliki kuantitas lebih dari pondok yang dibawanya. Namun yang namanya rezeki tidak bakal salah, ia mendapat kesempatan untuk membawa nama UIN Saizu di kancah nasional. “Sebenernya deg-degan, waktu itu juga baru selesai udzur jadi belum nderes lagi. Jadi pasrah aja, kalo misalnya aku ngga lolos berarti belum rezekiku buat maju. Ya kaget dan pastinya seneng dong! Jalan-jalan gratis,” ujarnya sambil tertawa.

Dengan dipilihnya oleh kampus, tanggung jawab yang dibawanya juga berat. Namun ia berusaha semaksimal mungkin agar tidak ngisin-ngisini kampus. Selepas dipilih ia mengaku tidak ada bimbingan khusus, hanya dikasih nasehat dan semangat aja. Ia mempersiapkan dengan bimbingan bu nyai di pondok, setoran fokus buat yang dilombakan dulu setiap habis shubuh. “Oh, iya. Sebelum pemberangkatan dikumpulkan sama temen-temen satu kontingen buat persiapan pemberangatan, kayak kendaraan sama simulasi lomba.” ucapnya.

Munas Mudir dan Musabaqoh Ilmiah Ma’had Al Jamiah, nama kegiatan yang diikutinya menjadi agenda tahunan PTKIN Indonesia yang memiliki program Ma’had Al Jamiah. Dari 35 PTKIN, sekitar 21 yang mengikuti acara kemarin. Jadi kegiatan itu tidak hanya lomba saja, namun juga musyawarah para mudir ma’had. “Kami berangkat Senin pagi, malamnya sampai sana. Lanjut registrasi dan pembukaan acara. Baru besoknya lomba di UIN Bandung. Selasa siang ke alun-alun Bandung sama Asia Afrika terus malemnya penutupan di hotel sama pengumuman juara,” jelasnya terkait runtutan acaranya. Ia tak mau menjelaskan terlalu lebar. “Ya, ngga tha. Hotel buat nginep mudir Ma’had, kalo mahasiswa di asrama Ma’had UIN Bandung, hahaha...” tawanya. “Sekamar buat 4 anak, aku dapet sama anak UIN Pekalongan, IAIN Ambon, sama IAIN Tulungagung,” lanjutnya.

Meskipun menjadi lomba pertamanya, buat maju ke ajang nasional saja sudah bagus. Walaupun katanya tetap aja ketar-ketir. Mengikuti lomba MHQ sudah menjadi impiannya sedari dahulu. Namun selalu saja teman-temannya yang terpilih. “Ya aku akui kalo temenku lebih joss. Tapi aku selalu berdoa biar bisa ikut lomba seperti itu. Biar orang tuaku seneng,” lirihnya. “Alhamdulillah Allah mengabulkan. Kemarin aku dikasih kesempatan itu,” sambungnya.

Tercapainya salah satu cita-citanya itu bukan menjadi tujuan akhirnya. Namun menjadi evaluasi dan batu loncatan untuk mengikuti kompetisi serupa selanjutnya. Paling tidak sudah memiliki pengalaman mengikuti lomba. “Ya buat evaluasi sama pengalaman, jadi tau ternyata kalo lomba seperti itu,” ucapnya legowo.

Malam makin larut dan hawa dingin makin menusuk. Saya pun pamit dan meminta maaf telahh mengurangi waktu tidurnya.


Dipta_edu
Dipta_edu Hanya seorang pembelajar

Post a Comment for "Jalan-Jalan Gratis: Menjadi Delegasi UIN Saizu dalam Agenda Tahunan PTKIN"

Youtube