ffffff
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
banner here

Manusia, Azazil, dan Playing Victim


Lagi-lagi, kita tak pernah lepas dari permasalahan yang menimpa tiap hari. Entah itu besar atau kecil. Entah itu dirasa atau tidak dirasa. Namun, pasti memiliki permasalahan yang beragam dan tak pernah berhenti tanpa masalah. Satu masalah berakhir, masalah lain datang. Begitu seterusnya sampai kita tidak diberi rizki lagi oleh Allah.

Dengan adanya masalah, kita tak selamanya bisa menerima dengan hati yang luas, terkadang dengan kesempitannya tak mau mengakui kekurangpasan dalam bertindak. Playing victim muncul. Kondisi di mana menyalahkan pihak luar terkait permasalahan yang menimpa kita. Kita seenaknya menyalahkan pihak lain, demi melindungi diri dari stigma-stigma yang menumpaskan reputasi. Dan itu sangat sering terjadi. Kita tidak mau mengakui kesalahan atau ketidaktepatan diri sendiri dan malah melimpahkan kesalahan pada pihak lain. Padahal, alangkah lebih baiknya jika kita memandang terlebih dahulu apa yang sudah terjadi pada diri sendiri dan meninjau lebih jauh apakah dalam diri sudah benar atau malah kekeliruan berasal dalam diri.

Ya. Sama halnya dengan apa-apa yang kita perbuat terkait dengan kesalahan kita menjalin berhubungan dengan Allah. Disadari atau tidak, setan seringkali kita salahkan jika kita mengalami kelalaian dalam beribadah atau dalam aktivitas sehari-hari. Padahal, setan diciptakan Allah untuk menguji keimanan manusia, apakah masih tetap di jalan yang benar atau tidak. Iblis dahulu meminta untuk menyesatkan Adam dan keturunannya.

Jadi, dahulu Azazil, hidup di syurga bersama para malaikat sebelum Adam diciptakan. Namun setelah Adam diciptakan, malaikat dan Azazil diperintah untuk bersujud kepada Adam. Mengetahui dirinya diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari tanah liat, rasa sombong dalam dada Azazil membuncah. Azazil protes kepada Allah terkait hal tersebut dan tidak mau bersujud padanya. Padahal, Allah yang lebih tau terkait ciptaan-Nya. Dengan itu, Azazil dikeluarkan dari syurga.

Rasa sombong masih menyelimuti Azazil meski sudah dikeluarkan dari syurga. Azazil mendatangi Allah dan menyampaikan rasa tidak terimanya tersebut. Akhirnya Allah memberikan hak kepadanya untuk menggoda manusia sampai hari kiamat dan anak turunnya tidak pernah mati sampai hari kiamat datang.

Dari penggalan kisah di atas, sudah jelas Allah menyetujui permintaan iblis untuk menyesatkan manusia. Maka manusia tidak usah menyalahkan iblis, cukup mengendalikan diri supaya tetap berada di jalan yang diperintahkan Allah.

Bagaimana ketika sudah terjadi kelalaian? Jangan salahkan setan, coba lihat kembali diri sendiri, kita saja yang lalai sehingga mudah dijerumuskan oleh setan. Setan hanya menjalankan pekerjaannya saja.

Simple, tapi untuk dipraktekkan butuh pembiasaan yang lama.


Dipta_edu
Dipta_edu Hanya seorang pembelajar

Post a Comment for "Manusia, Azazil, dan Playing Victim"

Youtube