ffffff
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
banner here

Tiga Pilar yang Mesti Ditanamkan pada Peserta Didik

source : NIMedia


Dewasa ini, dunia pendidikan menawarkan berbagai jenis sekolah dengan keunggulan-keunggulan tertentu. Sekolah berlomba-lomba memperbarui profil sekolah agar menarik calon peserta didik dan tetap eksis di dunia pendidikan. Sekolah yang tidak mampu berinovasi perlahan tersingkiran dan menjadi pilihan nomor sekian.

Inovasi-inovasi tersebut tidaklah buruk. Tujuannya patut diacungi jempol serta memperkuat keberadaan generasi penerus agar tidak hancur dan dapat mempertahankan peradaban. Inovasi tersebut dimaksudkan untuk mencetak generasi yang berilmu serta berakhlak dan memperbaiki generasi penerus. Namun, sejauh ini pembaruan profil belum terealisasi secara sempurna dengan pengaplikasiannya dalam pembelajaran.

Padahal, tanpa memperbarui profil sekolah, dengan menggunakan sistem serta penerapan pembelajaran bisa mewujudkan generasi yang lebih baik. Sebab, stimulus yang diperlukan oleh peserta didik sebagai sumber daya manusia, bukan sekedar profil yang tersusun dengan indah dan menakjubkan.

Ada yang lebih diperlukan dari itu semua, pilar-pilar yang kokoh yang selaras dengan pembelajaran di kelas. Pilar tersebut yakni: pengetahuan, kebenaran, dan aksi.

Pengetahuan merupakan suatu informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk untuk menindaki yang lantas melekat di benak seseorang. Pengetahuan ini juga menjadi salah satu buah akal budi yang menjadi salah satu output pendidikan. Dengan ditempa dan disuapi informasi-informasi baru setiap harinya,  perlahan peserta didik mengisi gelas tampungan pengetahuan di memorinya. Dari berbagai pengetahuan, peserta didik memasukkan dalam kantong-kantong memorinya dan menyusun layaknya puzzle. Satu dua pengetahuan ditempatkan dan membentuk suatu pola atau gambar dalam memori. Pola-pola yang terbentuk bergabung dan menjadi bangunan di dalam memori yang membentuk pola pikir peserta didik. Dari sanalah kemampuan kognitif peserta didik terbentuk.

Kebenaran merupakan kesesuaian antara pengetahuan dan objek yang mana bisa diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Dari definisi tersebut, kebenaran menjadi turuan dari pengetahuan. Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, peserta didik bisa menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan itu, peserta didik bisa memutuskan mana yang hendak dilaluinya, sesuai dengan kebenaran atau melenceng dari kebenaran.

Aksi merupakan tindakan dari suatu kejadian atau peristiwa. Setelah peserta didik mengetahui dan memahami kebenaran, ketika dihadapkan dengan suatu peristiwa maka bisa mengambil keputusan dan menyelesaikannya. Aksi yang dilakukan menjadi cermin pengetahuan yang telah dimilikinya. Apakah dengan atau tanpa kebenaran dalam memutuskan tindakan, semua kembali lagi pada pribadi masing-masing.

Sepantasnya, pendidikan mengarahkan peserta didik untuk mengimplementasikan tiga pilar di atas. Pengaplikasian kini menjadi urgensi tersendiri di dunia pendidikan yang mana sejauh ini masih terpaku pada teori dan teori. Hal ini secara tidak langsung meninggalkan dua pilar setelahnya. Padahal antar pilar saling bertaut sehingga berpengaruh satu sama lain.

Dengan terwujudnya pengetahuan, kebenaran, dan aksi akan membawa peserta pada pribadi yang bertanggung jawab. Melalui pembelajaran di kelas, peserta didik mendapat pengetahuan dan memahami konsep-konsep seperti benar dan salah. Setalah tuntas dalam pengetahuan, kebenaran sepantasnya dikedepankan guna menyokong sikap serta tindak tanduk peserta didik yang sopan dan pantas dilakukan. Peserta didik harus selalu didukung dalam melakukan kebenaran. Segala hal yang terlibat dalam peserta didik harus mengedepankan kebenaran serta menuntun pada kebenaran. Artinya, tindakan yang akan diambil harus dipertimbangkan dari sisi kebenaran. Setelah memahami konsep kebenaran, aksi juga harus selaras. Di sini sangat dibutuhkan pendampingan. Sebab, peserta didik akan selalu ada yang menekan ketika akan melakukan suatu kebenaran. Guru atau orang yang ada di dekatnya harus mendukung peserta didik dalam melancarkan aksi kebenarannya. Dengan adanya aksi, dua pilar tersebut dapat terlihat apakah berhasil atau tidak.

Jadi, peran guru sangat penting dalam mewujudkan pilar tersebut. Guru bertindak sebagai mentor atau fasilitator untuk peserta didik agar dapat menentukan tindakannya serta meluruskan tindakan yang kurang benar. Guru harus membiasakan aksi dari pengetahuan dan kebenaran agar perlahan melekat pada pribadi peserta didik. Di sisi lain, orang tua juga harus mendukung apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan membiasakan aksi dari pengetahuan dan kebenaran. Komunikasi harus terbangun dengan baik antar kedua pihak, sekolah dan orang tua, demi kebaikan peserta didik.


Dipta_edu
Dipta_edu Hanya seorang pembelajar

Post a Comment for "Tiga Pilar yang Mesti Ditanamkan pada Peserta Didik"

Youtube